NAMA : RIZKI PEBRIYANTI
PRODI : S1-GIZI
Infeksi
virus Corona disebut COVID-19 (Corona
Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada
akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar
ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu
beberapa bulan.
Hal tersebut
membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam
rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri,
diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk
menekan penyebaran virus ini.
Coronavirus
adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak
kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa
menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
Virus ini
menular melalui percikan dahak (droplet) dari saluran pernapasan, misalnya
ketika berada di ruang tertutup yang ramai dengan
sirkulasi udara yang kurang baik atau kontak langsung dengan droplet.
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus
Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini
adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski
disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19
memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara
lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
Tingkat
Kematian Akibat Virus Corona (COVID-19)
Virus
Corona yang menyebabkan COVID-19 bisa menyerang siapa saja. Menurut data yang
dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik Indonesia, jumlah
kasus terkonfirmasi positif hingga 14 Desember 2020 adalah 617.820 orang dengan
jumlah kematian 18.819 orang. Tingkat kematian (case fatality rate)
akibat COVID-19 adalah sekitar 3%.
Jika
dilihat dari persentase angka kematian yang di bagi menurut golongan usia, maka
kelompok usia 46-59 tahun memiliki persentase angka kematian yang lebih tinggi
dibandingkan golongan usia lainnya.
Sedangkan
berdasarkan jenis kelamin, 56,7% penderita yang meninggal akibat COVID-19
adalah laki-laki dan 43,3% sisanya adalah perempuan.
Gejala Virus
Corona (COVID-19)
Gejala awal infeksi
virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu
demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala.
Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita
dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan
berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut muncul
ketika tubuh bereaksi melawan virus
Corona.
Secara
umum, ada 3 gejala umum yang
bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:
- Demam (suhu tubuh di atas 38
derajat Celsius)
- Batuk kering
- Sesak napas
Ada
beberapa gejala lain yang juga bisa muncul pada infeksi virus Corona meskipun
lebih jarang, yaitu:
- Diare
- Sakit kepala
- Konjungtivitis
- Hilangnya kemampuan mengecap rasa
- Hilangnya kemampuan untuk mencium bau (anosmia)
- Ruam di kulit
Gejala-gejala
COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah
penderita terpapar virus Corona. Sebagian pasien yang terinfeksi virus
Corona bisa mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apapun. Kondisi ini
disebut happy hypoxia.
Guna
memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus Corona,
diperlukan rapid test atau PCR. Untuk menemukan tempat melakukan rapid test atau PCR di sekitar rumah
Anda, klik di sini.
Kapan harus ke
dokter
Segera
lakukan isolasi mandiri bila Anda mengalami
gejala infeksi virus Corona (COVID-19) seperti yang telah disebutkan di atas,
terutama jika dalam 2 minggu terakhir Anda berada di daerah yang memiliki kasus
COVID-19 atau kontak dengan penderita COVID-19. Setelah itu, hubungi hotline COVID-19
di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.
Bila Anda
mungkin terpapar virus Corona tapi tidak mengalami gejala apa pun, Anda
tidak perlu memeriksakan diri ke rumah sakit,
cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi kontak dengan orang lain.
Bila muncul gejala, baru lakukan isolasi mandiri dan tanyakan kepada dokter
melalui telepon atau aplikasi mengenai tindakan apa yang perlu Anda lakukan dan
obat apa yang perlu Anda konsumsi.
Bila
Anda memerlukan pemeriksaan langsung oleh dokter, jangan langsung ke rumah
sakit karena itu akan meningkatkan risiko Anda tertular atau menularkan virus
Corona ke orang lain. Anda bisa membuat
janji konsultasi dengan dokter di rumah sakit melalui
aplikasi ALODOKTER agar bisa diarahkan ke dokter terdekat yang dapat
membantu Anda.
ALODOKTER juga
memiliki fitur untuk membantu Anda memeriksa risiko tertular virus Corona
dengan lebih mudah. Untuk menggunakan fitur tersebut, silakan klik gambar
di bawah ini.
Penyebab Virus
Corona (COVID-19)
Infeksi
virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus
yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus
hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan
tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti
pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Ada dugaan
bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian
diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.
Seseorang
dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:
- Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang
keluar saat penderita COVID-19 batuk atau bersin
- Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan
terlebih dulu setelah menyentuh benda yang terkena cipratan ludah
penderita COVID-19
- Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19
Virus
Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan
lebih berbahaya atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut
usia, ibu hamil, orang yang
memiliki penyakit tertentu, perokok, atau orang
yang daya tahan tubuhnya lemah, misalnya pada penderita kanker.
Karena
mudah menular, virus Corona juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis
yang merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, para tenaga medis dan
orang-orang yang memiliki kontak dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).
Diagnosis
Virus Corona (COVID-19)
Untuk
menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala
yang dialami pasien dan apakah pasien baru saja bepergian atau tinggal di
daerah yang memiliki kasus infeksi virus Corona sebelum gejala muncul.
Dokter juga akan menanyakan apakah pasien ada kontak dengan orang
yang menderita atau diduga menderita COVID-19.
Guna
memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan
berikut:
- Rapid test untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang
diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona
- Swab test atau tes PCR (polymerase
chain reaction) untuk mendeteksi
virus Corona di dalam dahak
- CT scan atau Rontgen dada untuk
mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru
Hasil rapid
test COVID-19 positif kemungkinan besar menunjukkan bahwa Anda memang
sudah terinfeksi virus Corona, namun bisa juga berarti Anda terinfeksi kuman
atau virus yang lain. Sebaliknya, hasil rapid test COVID-19 negatif belum
tentu menandakan bahwa Anda mutlak terbebas dari virus Corona.
Pengobatan
Virus Corona (COVID-19)
Belum ada
obat yang benar-benar efektif untuk mengatasi infeksi virus Corona atau
COVID-19. Pilihan pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan tingkat
keparahannya. Beberapa pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala akan di
sarankan untuk melakukan protokol isolasi mandiri di rumah sambil tetap
melakukan langkah pencegahan penyebaran infeksi virus Corona.
Selain
itu, dokter juga bisa memberikan beberapa beberapa langkah untuk meredakan
gejalanya dan mencegah penyebaran virus corona, yaitu:
- Merujuk penderita COVID-19 yang berat untuk
menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit rujukan
- Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang
aman dan sesuai kondisi penderita
- Menganjurkan penderita COVID-19 untuk melakukan isolasi
mandiri dan istirahat yang cukup
- Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air
putih untuk menjaga kadar cairan tubuh
Komplikasi
Virus Corona (COVID-19)
Pada kasus
yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi berikut
ini:
- Pneumonia (infeksi paru-paru)
- Infeksi sekunder pada organ lain
- Gagal ginjal
- Acute cardiac injury
- Acute respiratory distress syndrome
- Kematian
Selain
itu, pada beberapa kasus, seseorang juga bisa mengalami kondisi yang
disebut post-acute COVID-19 syndrome,
meski telah dinyatakan sembuh dari infeksi virus Corona.
Pencegahan
Virus Corona (COVID-19)
Sampai
saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus
Corona atau COVID-19. Namun, beberapa perusahaan farmasi
dan institusi kesehatan tengah berupaya untuk meneliti dan mengembangkan vaksin
COVID-19. Apabila lulus uji klinis dan dinyatakan efektif dan aman untuk
mencegah COVID-19, vaksin tersebut akan mulai diproduksi lebih banyak agar
dapat diberikan pada masyarakat.
Oleh sebab
itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang
bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:
- Terapkan physical distancing, yaitu
menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan jangan dulu ke luar
rumah kecuali ada keperluan mendesak.
- Gunakan masker saat
beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan dan
mengikuti ibadah di hari raya, misalnya Idul Adha.
- Rutin mencuci tangan dengan air
dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol
minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat
umum.
- Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum
mencuci tangan.
- Tingkatkan daya tahan tubuh dengan
pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara
rutin, beristirahat yang cukup, dan mencegah stres.
- Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang
dicurigai positif terinfeksi virus Corona, atau orang yang sedang sakit
demam, batuk, atau pilek.
- Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau
bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.
- Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan
kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan rumah.
Untuk orang
yang diduga terkena COVID-19 (termasuk kategori suspek
dan probable) yang sebelumnya disebut sebagai ODP (orang dalam
pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang
bisa dilakukan agar tidak menularkan virus Corona ke orang lain, yaitu:
- Lakukan isolasi mandiri dengan cara
tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak
memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang
digunakan orang lain.
- Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan
pengobatan.
- Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat,
sebaiknya hubungi dulu pihak rumah sakit untuk menjemput.
- Larang orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda
sampai Anda benar-benar sembuh.
- Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang
yang sedang sedang sakit.
- Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat
mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang lain.
- Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di
tempat umum atau sedang bersama orang lain.
- Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk
atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.
Kondisi-kondisi
yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di rumah sakit, seperti melahirkan, operasi, cuci darah,
atau vaksinasi anak, perlu
ditangani secara berbeda dengan beberapa penyesuaian selama pandemi COVID-19.
Tujuannya adalah untuk mencegah penularan virus Corona
selama Anda berada di rumah sakit. Konsultasikan dengan dokter
mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.
Komentar
Posting Komentar